 |
| "Proses Pembersihan Material Longsor" (Foto: BPBD Bener Meriah) |
Bener Meriah - Sudutsuara.com | Longsor terjadi di Desa Gegerung, Kecamatan Wih Pesam, Kabupaten Bener Meriah pada pagi hari ini, 13 Januari 2025. Longsor ini mengakibatkan penutupan jalur utama yang menghubungkan Takengon dan Bireuen. Tim gabungan yang terdiri dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), TRC (Tim Reaksi Cepat), Pusdalops (Pusat Pengendalian Operasi), TNI, dan Polri telah berada di lokasi untuk melakukan pembersihan material longsor yang menutupi jalan tersebut.
Longsor yang terjadi pagi ini disebabkan oleh intensitas hujan yang cukup tinggi selama beberapa hari terakhir di wilayah Kabupaten Bener Meriah. Curah hujan yang terus-menerus mengakibatkan tanah di lereng bukit menjadi labil dan longsor. Desa Gegerung (Totor Besi) yang terletak di daerah pegunungan sangat rentan terhadap bencana alam seperti ini. Tanah yang tergerus oleh hujan lebat akhirnya jatuh dan menutupi jalan utama yang menjadi akses vital bagi warga Takengon dan Bireuen.
Hujan lebat, terutama yang terjadi dalam waktu lama, dapat menyebabkan tanah menjadi jenuh air, yang akhirnya kehilangan daya dukungnya untuk menahan berat material di atasnya. Kondisi ini sangat berisiko di daerah yang memiliki kemiringan tanah yang curam seperti di Kabupaten Bener Meriah. Ketika kondisi tanah sudah labil, maka material seperti tanah, batu, dan pohon dapat terguling dan menutup akses jalan, yang memperburuk situasi bagi masyarakat.
Setelah kejadian longsor, tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TRC, Pusdalops, TNI, dan Polri segera dikerahkan ke lokasi kejadian untuk membersihkan material longsor yang menutupi jalan. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan alat berat, seperti ekskavator, untuk mengangkat batu dan tanah yang menutupi jalan. Proses ini dilakukan dengan hati-hati karena potensi longsor susulan masih ada, terutama mengingat kondisi cuaca yang masih tidak menentu.
Meskipun proses pembersihan masih berlangsung, jalan lintasan Takengon - Bireuen sudah dapat dilalui kembali. Pembersihan yang dilakukan di lokasi longsor bertujuan untuk membuka kembali akses transportasi yang sangat penting bagi kedua wilayah tersebut. Namun, pihak berwenang terus memantau kondisi sekitar lokasi untuk memastikan tidak ada material longsoran lain yang dapat menghalangi jalan.
Pihak berwenang mengimbau kepada masyarakat yang melintasi jalan Takengon - Bener Meriah untuk tetap waspada dan berhati-hati. Mengingat kondisi tanah yang masih labil dan potensi longsor susulan yang mungkin terjadi, pengendara diminta untuk tidak lengah dan terus memantau informasi terkini mengenai kondisi jalan.
Penting bagi pengendara untuk mengurangi kecepatan, terutama di area yang rawan longsor. Selain itu, pengendara juga disarankan untuk tidak melintas jika terjadi hujan deras, karena bisa memperburuk kondisi tanah yang sudah labil.
Masyarakat di sekitar lokasi bencana juga diimbau untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari aktivitas yang dapat memperburuk kondisi tanah, seperti penggalian yang tidak terkontrol atau pembangunan di daerah rawan longsor. Warga diminta untuk melaporkan kepada pihak berwenang jika melihat tanda-tanda tanah yang mulai retak atau pergerakan tanah di sekitar daerah mereka.
Pemerintah daerah perlu melakukan langkah-langkah antisipasi untuk mengurangi risiko longsor di masa depan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan pengawasan terhadap area rawan longsor dan melakukan pembangunan infrastruktur yang sesuai untuk menghindari bencana. Pembuatan saluran drainase yang baik dan penanaman pohon di daerah rawan juga dapat membantu mengurangi dampak longsor.
Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang bahaya longsor dan cara-cara pencegahannya sangat penting. Peningkatan sistem peringatan dini juga akan sangat membantu agar masyarakat dapat segera mengungsi jika terjadi bencana.
Posting Komentar